Anda tentu mengenal Pep Guardiola, seorang pria berkepala plontos tang kerap tampil necis dan perlente. Seorang pelatih sepakbola yang membawa Barcelona menjadi klub terbaik yang pernah ada. Pencapaian yang Pep Guardiola raih bersama barcelona sudah tidak terhitung lagi jumlah nya. Contohnya trofi juara, dalam kurun empat tahun saja, pria yang akrab disapa Pep ini memberikan 13 trofi kepada Barcelona. Tidak hanya itu, rekor rekor sepakbola pun bertumbangan satu demi satu. Semua itu semakin terasa istimewa karena Pep sendiri merupakan mantan punggawa Barcelona di masa silam. Ada dua pencapaian Pep yang dianggap paling spektakuler. Yang pertama ialah menciptakan gaya baru bermain sepakbola yang disebut "Tiki-Taka". Kedua, keberhasilannya memoles Leonel Messi menjadi pemain terbaik sejagad, sejajar dengan Maradona dan Pele.
Kunci Keberhasilan seseorang Pep Guardiola tidak hanya terletak pada barisan pemain bintang ataupun dana berlebih dari manajemen Barcelona, tetapi juga terletak pada Kepemimpinannya. Sudah bukan rahasia lagi jika Pep sangat disukai oleh semua awak Barcelona. Alasannya karena Pep merupakan orang yang menyenangkan, punya sense of humor yang nyambung dan mampu memahami dinamika timnya. Akhirnya, apa pun visi dan misi yang Pep inginkan terhadap timnya berjalan nyaris sempurna.
Ada sebuah pelajaran yang dapat kita petik dari Pep Guardiola. Salah satu komponen utama menjadi pemimpin handal adalah memiliki kepribadian yang menyenangkan hati orang banyak, selanjutnya akan membantu membangun jaringan komunikasi yang solid. Pemimpin handal juga bisa menunjukkan sifat unik agar lebih memorable dan bisa menjadi trademark. Semua itu bertujuan agar orang lain merasa nyaman untuk berhubungan dengan pemimpin handal.
Tapi entah kenapa masih banyak pemimpin yang menerapkan "gaya militer" ketika memimpin. Hal tersebut membuat suasana akan menjadi kaku dan tidak nyaman. Ada sebuah kutipan dari Dwight D. Eisenhower, Presiden Amerika Serikat ternama, yang berbunyi :"Anda tidak memimpin dengan memukul kepala orang - itu penyerangan, bukan kepemimpinan". Akibatnya komunikasi yang terjadi antara pemimpin dan yang dipimpin menjadi tidak maksimal. Kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi adalah pemimpin tersebut dibenci oleh semua orang. Jika keadaan sudah begini maka pemimpin tersebut harus segera dibenahi kepribadiannya, Ada saat ketika pemimpin perlu tegas terhadap orang yang dipimpinnya, ada saatnya untuk terlihat santai, Tinggal disesuaikan saja dengan porsi yang ada.
Dikutip dari The Art Of Leadership
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saran Dan Komentar anda Sangat kami Hargai
Namun Komentar Yang Bernada Sumbang !..
Kami Anggap Sebagai Spam.. Harap Maklum